Wednesday, 3 December 2014

Laporan Praktikum Ilmu Ternak Non Ruminasia (babi



I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ternak babi merupakan salah satu komoditas peternakan yang cukup potensial untuk dikembangkan. Ternak babi dan atau produk olahannya cukup potensial sebagai komoditas ekspor nasional. Pasar komoditas ini masih terbuka lebar ke berbagai negara seperti Singapura dan Hongkong. Berdasarkan statistic peternakan tahun 2010, populasi ternak babi tertinggi terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur 1,637,351ekor, Bali (930,465 ekor), Sumatera Utara (734,222 ekor), Sulawesi Selatan (549,083 ekor), Kalimantan Barat (484,299 ekor), Papua (546,696 ekor), Kalimantan Barat (484,299 ekor), Sulawesi Utara (332 ,942 ekor), Bangka Belitung (268,220 ekor), Sulawesi Tengah (215,973 ekor), Kepri (185,663 ekor). Berdasarkan hasil survey tahun 2005 rata-rata kepemilikan peternak babi rakyat di provinsi Bali 29,3 ekor, Sumatera Utara 20,5 ekor dan Jawa Barat 20,65 ekor. Dengan kata lain, rata-rata kepemilikan ternak masih rendah, sehingga usaha yang dilakukan kurang efisien.
Umumnya usaha ternak babi merupakan usaha pembibitan dan penggemukan dan masuk kategori peternakan rakyat dengan sumber bibit berasal dari daerah sekitarnya (61,25%) dan dari peternakan sendiri 25%. Dalam hal performance babi di Indonesia masih sangat memprihatinkan dengan tingginya angka kematian yang mencapai 19,59%. Usaha budidaya ternak babi yang dilakukan di pemukiman pedesaan secara intensif dapat menimbulkan permasalahan lingkungan hidup.
 Permasalahan yang paling sering terjadi adalah kesulitan pembuangan hasil samping berupa limbah kotoran ternak, urine dan permasalahan lingkungan sekitarnya. Limbah organik yang dihasilkan seperti kotoran ternak, sisa pakan lebih banyak menimbulkan masalah seperti penyakit ternak dan lingkungan dari pada keuntungan yang diperoleh. Untuk mengatasi permasalahan tersebut upaya yang sering dilakukan peternak adalah bagaimana membuang atau menjual secepatnya kotoran ternak yang menumpuk ke daerah-daerah pertanian untuk pupuk organik dengan harga yang relatif lebih murah.
Permasalahan lingkungan tersebut sebagian besar disebabkan oleh limbah organic yang tidak terurai dengan baik, sehingga menimbulkan masalah-masalah lingkungan seperti bau, gas beracun, hama penyakit dan lain-lain. Maka dari itu, dilakukan praktikum ini untuk mengetahi cara pemeliharaan ternak babi yang baik.

B. Tujuan
Adapun tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengetahui cara pemeliharaan ternak babi di desa Air Batu, Banyuasin, Sumatera Selatan.






















II. PEMBAHASAN

Cara berternak babi di indonesia sudah lama dikenal masyarakat. Supaya cara berternak babi dapat berikan keuntungan yang optimal untuk pemiliknya, jadi di butuhkan bebrapa perihal yang menyangkut manajemen pemeliharaan cara berternak babi yang baik agar sesuai dengan hasil yang kita inginkan. Maka dari itu kita harus benar- benar memperhatikannya dengan sangat teliti . Pada praktikum kali ini dilaksanakan pada hari sabtu, 15 juni 2013 pukul 10.00 s/d selesai di desa Air Batu, Banyuasin, Sumatera Selatan. Kali ini kami mengunjungi peternakan babi milik Pak Aseng. Di peternakan rakyat ini kami melihat cara pemeliharaan ternak babi. Disana adalah pemeliharaan ternak babi untuk dijadikan pembibitan dan ada yang dijual untuk konsumsi masyarakat, terutama masyarakat keturunan China.
Sistem perkandangan di peternakan pak aseng ini dengan model kandang atap dengan semi terbuka yaitu dinding nya tidak terlalu tinggi dan cukup berukuran tinggi babi tersebut sehingga ketika melihat kandangnya babi tersebut bisa langsung terlihat. Jenis babi yang digunakan di peternaajn Pak Aseng ini adalah jenis Babi Duroc ysng merupakan bangsa babi unggul yang berasal dari Amerika Serikat.
Secara umum, babi Duroc memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
o    termasuk babi tipe daging
o    tubuh panjang dan besar
o    warna merah, bervariasi dari mulai merah muda sampai dengan merah tua
o    punggung dari mulai leher sampai dengan ekor membentuk busur
o    kepala sedang
o    telinga terkulai ke depan
o    muka agak cekung
o    produksi susu cukup baik
o    peridi

Babi Duroc merupakan salah satu babi impor yang digunakan para peternak sebagai bibit babi. Di kandang babi ini, babi dipelihara di kandang yang bersekat tembok. Dalam 1 sekat berisi kurang lebih 15 ekor sehingga jumlah babi lebih dari 50 ekor.  Dikandang tersebut kami melihat pakan yang diberikan berupa bekatul, konsentrat dan ampas tahu dengan pemberian pakan 3 x untuk 1 hari. Perlu diketahui bahwa babi ini juga dimandikan 1 kali sehari yaitu pada pagi hari. Di kandang Pak Aseng ini manajemen kandangnya kurang baik karena kandang babi disini sangat bau, sehingga disana kami menutup hidung hal ini mungkin dikarenakan babi dipelihara denagn tempat pakan sama dengan tempat tinggal dan termpat babai ini mengeluarkan kotoran wajar saja jika kandang menjadi sangat bau.
Adapun langkah-langkah cara berternak babi Menurut Kementrian Pertanian Dirjen Peternakan Dan Kesehatan Hewan Direktorat Budidaya Ternak.2012.

1. Manajemen pemeliharaan
Untuk pencegahan penularan penyakit, maka pemeliharaan ternak babi di pedesaan harus dilakukan secara tertib dan memenuhi tata cara budidaya ternak babi yang baik terutama menyangkut masalah biosecuriti, higiene dan sanitasi dan pencemaran lingkungan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
(1) Melakukan pembersihan dan pencucian kandang serta menyediakan desinfektan
(2) Membersihkan lingkungan sekitar kandang;
(3) Melakukan desinfeksi kandang dan peralatan, penyemprotan insektisida terhadap serangga, lalat dan pembasmian terhadap hama lainnya;
(4) Untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dari suatu kelompok ternak ke kelompok ternak lainnya, pekerja yang melayani hewan sakit/kandang isolasi tidak diperkenankan untuk melayani ternak-ternak/kandang lainnya;
(5) Membakar atau mengubur bangkai babi yang mati karena penyakit hewan menular dibawah pengawasan Dokter Hewan Peternakan setempat;
 (6) Setiap usaha peternakan babi harus menyediakan fasilitas desinfeksi untuk petugas
dan tamu serta kendaraan di pintu masuk ke peternakan.(7) Kandang ternak babi harus terpisah dengan kandang ternak lainnya. (8) Pemberian pakan tambahan untuk menghilangkan bau kotoran dengan cara pemberian probiotik kedalam pakan babi.

2. Kebersihan Kandang
(1) Kandang harus cukup luas, dibersihkan setiap hari dan didisinfeksi secara teratur ( 2 x dalam seminggu) serta memiliki ventilasi dan sirkulasi udara yang cukup.
(2) Hindarkan/cegah dan bersihkan makanan yang berceceran di sekitar kandang.
§  Kandang babi yang baik:
-    Cukup memperoleh cahaya matahari, bersih dankering.
-    Ventilasi baik.
   Drainase didalam atau di luar kandang kudu baik.
-    Didalam satu kandang, babi kudu sejenis dan seumur
§  Ukuran kandang yang sesuai
-    Anak babi 2, 5 x 1, 5 m/eko
   Babi pejantan 3 x 2 m/ekor
-    Kandang penggemukan : berat 40 kg = 0, 36 m/ekor, berat 40 -9
-    kg =0, 50 m/ekor, dan berat lebih 90 kg = 0, 75m/ekor
3. Pemberian Pakan
Pemberian pakan ternak babi yang cukup. Pemberian pakan ternak babi yang baik bisa berupa jagung, shorgum, gandum, kacang kedelai, kacang hijau, umbi-umbian, tepung ikan dan lain-lain.
Contoh susunan ransum babi                                                
§  Perode stater Cara berternak babi ( 0 – 11 minggu ), protein 20 – 22 persen dan sebaknyadiberi skin milk dan jagung giling
§  periode grower Cara berternak babi ( 10 – 24 minggu ), protein17 persen ditambah hijauan segar, mineral danvit
§  penggemukan Cara berternak babi ( sampai 10 bln. ), protein14 persen dan diberikan pakan yangberkwalitas hingga dapat meraih beratbadan + 100 kg bibit, dengan protein 14 persen, makanan yang berkadar serat tingi, dan hijauan segar namun ransum tak perlu di masak kandang dan peralatan
4. Kesehatan Hewan dan Biosekuriti
(1) Situasi Penyakit Ternak Babi
Situasi penyakit ternak babi yaitu penyakit cacing pita, hog cholera, brucellosis dan penyakit menular lain yang dapat menyerang ternak babi seperti desentri, cacar babi dan Influenza, Tuberculosis.





III. PENUTUP

A. Kesimpulan
Babi jenis duroc adalah jenis babi yang paling cocok dijadikan bibit. Manajemen peternakan babi yang baik perlu dipehatikan terutama kebersihan kandangnya agar kandang tidak menjadi bau dan tidak mencemari lingkungan sekitar kandang.







DAFTAR PUSTAKA


http://caraberternak.com/cara-berternak-babi/ (diakses tanggal 17 juni 2013)
Kementrian Pertanian Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Direktorat Budidaya Ternak.2012. Pedoman Penataan Usaha Budidaya Babi Ramah Lingkungan oleh Ir. Fauzi Luthan.

No comments:

Post a Comment